Legenda sejarah Gampong Kuta Tinggi berasal dari Gunong Cot Kemenyan yang masuk kedalam wilayah Gampong Babah Lhung sekarang, oleh karena gampong terletak diatas Gunung maka dipanggilah namanya Kuta Tinggi, adapun yang menamai Kuta Tinggi itu sendiri adalah orang-orang Suku Batak yang banyak menetap di sekitar Gampong Kuta Tinggi atau lebih jelas lagi yaitu di sepanjang aliran Krueng Susoh. Penduduk Batak tersebut datang kemari dalam rangka mencari emas yang menurut informasi yang mereka dengar ada dalam tanah sepanjang aliran sungai tersebut, dan dimana-mana orang-orang batak itu duduk ditanami pohon durian yang sebagai bukti orang-orang batak itu menempati daerah ini masih terdapat banyak batang durian yang sudah banyak besar-besar sekali (Tua) yang batangnya sampai saat ini masih banyak hasilnya yang dapat dimakan dan dijual.

Kemudian orang kita melihat situasi orang-orang batak tersebut yang kian hari bertambah banyak, maka orang kita Kuta Tinggi bermusyawarah dengan orang yang ada di Kuta Batee, Kuta Tuha, Kuta Tutong dan sekitarnya, untuk mengusir orang batak itu sehingga terjadilah perang dengan cara tipu muslihat, dengan rasa ketakutan yang amat sangat larilah orang-orang batak itu pulang ke daerahnya. Selang beberapa tahun kemudian orang-orang terus menguasai dan menduduki sepeninggalan orang-orang batak yang terletak di gunong Cot kemenyan yang bernama Kuta Tinggi kemudian turunlah mereka semua ke lembah untuk mudah mendapat air dan dibangunlah satu Seunebok dalam rangka mencetak persawahan. Setelah seuneok dibangun orang-orang tinggal disitu kian hari terus bertambah ramai dan sudah layak didirikan satu Perkampungan, maka bermusyawarah orang-orang itu ditetapkanlah satu keputusan yang disetujui oleh semua yang hadir dengan nama Gampong Kuta Tinggi yang diambil dari nama Gampong peninggalan orang Suku Batak yang digunong Kemenyan.